PROPOSAL PENELITIAN "UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL BAGI SISWA SMA NEGERI 2 SIDRAP"
PROPOSAL PENELITIAN
"UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL BAGI SISWA SMA NEGERI 2 SIDRAP"
DISUSUN OLEH:
NURFITRI NURDIN
DARMA YANTI
NURUL HIKMAH
M. WAIS AL-QURNI
MUHAMMAD ARYANDI AZIS
SMA NEGERI 2 SIDRAP
TAHUN AJARAN 2017-2018
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal ini
diajukan dan disahkan oleh:
Mengetahui,
Ketua Kelompok Sekertaris
NURFITRI
NURDIN DARMA YANTI
NIS : 16112654 NIS : 16112639
Anggota Anggota Anggota
NURUL
HIKMAH M. WAIS AL QURNI MUH. ARYANDI AZIS
NIS : 161126565 NIS : 16112645
NIS : 16112652
Menyetujui,
Guru Bidang
Studi Bahasa Indonesia
SUKRIAH, S.pd , M.Si
NIP :198790725
2011 01 002
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Istilah pubertas maupun adolescensia
sering di maknai dengan masa remaja, yakni masa perkembangan sifat tergantung
(dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat
seksual, perenungan diri, perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu
moral. Sedangkan menurut Harold Alberty (1967:86), remaja merupakan masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni berlangsung 11-13 tahun sampai
18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang.
Pengendalian diri (self control) memang
terasa sedikit mudah untuk menerangkannya dengan tepat. Tapi adakalnya
pendendalian diri dikaitkan dengan berbuat sesuatu, atau kadang-kadang
dihubungkan dengan kesulitan untuk konsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya
bentuk karakter dari bahasa seseorang dan terasa sulit dalam merumuskan
kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi jika kita amati bersama
yang lebih jauh, pengertian ini selalu berkisar pada kesadaran dalam melakukan,
dan kesedihan dalam kemampuan.
Sejauh mana remaja dapat mengamalkan
nilai-nilai yang dianutnya dan yang
telah dicontohkan kepada mereka? Salah satu tugas perkembangan yang harus
dilakukan remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompoknya lalu
menyesuaikan tingkah lakunya dengan harapan sosial tanpa bimbingan, pengawasan,
motivasi dan ancaman sebagaimana sewaktu kecil. Dia juga dituntut mampu
mengendalikan tingkah lakunya karena dia bukan lagi tanggung jawab orang tua
dan guru.
Namun, beberapa fenomena terjadi pada para
remaja yang umumnya masih duduk di bangku SMA/SMK, seperti:
1.
Berperilaku
tidak terpuji, meremehkan peraturan dan tata tertib sekolah
2.
Suka
berhura-hura dan bergerombol
3.
Mentaati
peraturan sekolah hanya karena takut pada hukuman.
Dan tidak jarang kita
menengar perdebatan yang berujung pada perkelahian terjadi antar remaja yang
tidak jelas sebabnya. Bahkan, perkelahian dapat meningkat menjadi permusuhan
kelompok yang menimbulkan korban pada kedua belah pihak. Bila ditanyakan kepada
mereka, apa yang menyebabkan mereka melakukan kekerasan sesama remaja, dan apa
masalahnya sehingga peristiwa yang memalukan tersebut terjadi, banyak yang
menjawab bahwa mereka merasa jengkel hingga menjadi marah dan ikut berkelahi.
Fenomena di
atas menggambarkan bahwa upaya remaja untuk mencapai moralitas dewasa. Mengganti
konsep moral khusus dengan konsep moral umum, merumuskan konsep yang baru
dikembangkan ke dalam kode moral sebagai pedoman tingkah laku, dan
mengendalikan tingkah laku sendiri, merupakan upaya yang tidak mudah bagi
mayoritas remaja.
Menurut Rice (1999), masa remaja
adalah masa peralihan, ketika individu yang memiliki kematangan. Pada masa
tersebut, ada dua hal penting menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri.
Dua hal tersebut adalah, pertama hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya
perubahan lingkungan. Pada saat ini, masyarakat dunia sedang mengalami banyak
perubahan begitu cepat yang membawa berbagai dampak, baik positif maupun
negatif bagi remaja. Dan kedua adalah hal yang bersifat internal, yaitu
karakteristik di dalam diri remaja yang membuat relatif lebih bergejolak
dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya (storm and stress period).
Agar remaja yang sedang mengalami
perubahan cepat dalam tubuhnya itu mampu menyesuaikan diri dengan keadaan
perubahan tersebut, maka berbagai usaha baik dari pihak orang tua, guru maupun
orang dewasa lainnya, amat diperlukan. Salah satu peran konselor adalah sebagai
pembimbing dalam tugasnya yaitu mendidik, guru harus membantu murid-muridnya
agar mencapai kedewasaan secara optimal. Artinya kedewasaan yang sempurna
(sesuai dengan kodrat yang di punyai murid) Dalam peranan ini guru harus
memperhatikan aspek-aspek pribadi setiap murid antara lain kematangan,
kebutuhan, kemampuan, kecakapannya dan sebagainya agar mereka (murid) dapat
mencapai tingkat perkembangan dan kedewasaan yang optimal.
Untuk itu di samping orang tua,
konselor di sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membantu remaja untuk
mengatasi kesulitanya, keterbukaan hati konselor dalam membantu kesulitan
remaja, akan menjadikan remaja sadar akan sikap dan tingkah lakunya yang kurang
baik.
Dengan kemampuan pengendalian diri
(self control) yang baik, remaja di harapkan mampu mengendalikan dan menahan
tingkah laku yang bersifat menyakiti dan merugikan orang lain atau mampu mengendalikan
serta menahan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang
berlaku. Remaja juga di harapkan dapat mengantisipasi akibat-akibat negatif
yang di timbulkan pada masa stroom and stress period.
Dari fenomena diatas penulis sangat
tertarik untuk meneliti bagaimana pendidikan anak dalam keluarga dengan judul
“UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL REMAJA DI SMA NEGERI 2 SIDRAP”
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, peneliti mengambil rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana
upaya Guru BK dalam meningkatkan Self
Control bagi remaja di SMA NEGERI 2
SIDRAP?
2. Apa
saja hasil yang dicapai dalam rangka meningkatkan Self Control bagi remaja di
SMA NEGERI 2 SIDRAP?
3. Apa
saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan Self Control bagi remaja di
SMA NEGERI 2 SIDRAP?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai adalah:
1.
Untuk
mengetahui dan menjelaskan bagaimana upaya
Guru BK dalam meningkatkan Self Control bagi remaja di SMA NEGERI 2 SIDRAP.
2. Untuk
mengetahui dan menjelaskan hasil yang dicapai dalam rangka meningkatkan Self Control bagi remaja di SMA NEGERI 2
SIDRAP.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor
pendukung dan penghambat dalam meningkatkan Self
Control bagi remaja di SMA NEGERI 2
SIDRAP?
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat
teoritis
Penelitian
ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa BK mampu meningkatkan upaya Self Control bagi
remaja di SMA NEGERI 2 SIDRAP.
2.
Manfaat
praktis
Penelitian ini dapat
berguna sebagai masukan dalam meningkatkan upaya Self Control bagi
remaja di SMA NEGERI 2 SIDRAP
melalui peran dan kebijakan guru BK dalam membentuk karakter yang baik bagi
bangsa dan Negara, terutama bagi diri sendiri dan lingkungannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut ensikopedia psikologi, self control merupakan kemampuan untuk menangguhkan
kesenangan naluriah langsung dan keputusan untuk memperoleh tujuan masa depan
yang biasanya dinilai secara sosial. Menurut Thompson (1994:186) self
control adalah keyakinan bahwa
seseorang dapat mencapai hasil-hasil yang diinginkan lewat tindakannya sendiri.
Jadi self control adalah usaha
untuk mencapai suatu tujuan yang dianggapnya penting dengan melakukannya secara
individu, mengambil yang positif dan menghindari hal yang tidak diinginkan.
Menurut
Drever, self control adalah
kontrol atau pengendalian yang dijalankan oleh individu terhadap
perasaan-perasaan, gerakan-gerakan hati, tindakan-tindakan sendiri. sedangkan
Goleman mengartikan bahwa self control sebagai kemampuan untuk menyesuaikan dan
mengendalikan dengan pola sesuai dengan usia. Bander menyatakan bahwa self
control merupakan kemampuan individu
dalam mengendalikan tindakan yang ditandai dengan kemampuan dalam merencanakan
hidup, maupun frustasi-frustasi dan mampu menahan ledakan emosi.
Masa-masa remaja ditandai dengan emosi yang mudah
meletup atau cenderung untuk tidak dapat mengkontrol dirinya sendiri, akan
tetapi tidak semua remaja mudah tersulut emosinya atau tidak mampu untuk
mengkontrol dirinya, pada remaja tertentu juga sudah matang dalam artian mampu
mengkontrol setiap tindakan yang dilakukannya.
Berdasarkan Konsep Averill (dalam
Sarafino, 1994), terdapat 3 aspek control diri, yaitu control perilaku
(behavior control), control kognitif (cognitive control), dan mengontrol
keputusan (decisional contol).
a.
Behavioral Control
Behavioral Control
merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung
mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan
mengontrol perilaku ini terbagi menjadi dua komponen yaitu mengatur pelaksanaan
(regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus
modifiability).
b.
Cognitive Control
Cognitive Control merupakan kemampuan individu dalam
mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai,
atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai
adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua
komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian
(appraisal).
c.
Decisional control
Decisional Control merupakan kemampuan individu untuk
memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada suatu yang diyakini atau
disetujuinya. Kontol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan
adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk
memilih berbagai kemungkinan tindakan.
Dari uraian dan penjelasan diatas, maka untuk mengukur
control diri diunakan aspek-aspek sebagai berikut:
1.
Mengatur pelaksanaan
2.
Memodifikasi stimulus
3.
Memperoleh informasi
4.
Melakukan penilaian
5.
Menentukan pilihan dan memilih
berbagai tidakan.
Self
Control merupakan hal yang
sangat penting dalam hidup seseorang. Mengapa?
1.
Kontrol diri berperan dalam hubungan
seseorang dengan orang lain. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa kita
tidak hidup sendirian, melainkan di dalam kelompok, di dalam masyarakat. Padahal,
kita memiliki kebutuhan pribadi seperti makan, minum, kehangatan, dan
sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut kita perlu mengandalikan diri
sedemikian ruma agar tidak mengganggu orang lain.
2.
Kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi.
Setiap orang, dari buday manapun selalu berharap mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Contohnya,
tujuan untuk memiliki kompetensi tertentu, mencapai kematangan pribadi, dan
sebagainya, sesuai dnegan standar yang ada dalam masyarakat.
BAB
III
PROSEDUR
PENELITIAN
A. Metode
Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode kaulitatif yaitu
dengan membaca fenomena-fenomena yang terjadi, melihat pada sumber data
kualitatif berupa catatan hasil observasi dan dokumen-dokumen dari berbagai
media, seperti media cetak dan media google. Penelitian ini juga menggunakan
sistem wawancara dari berbagai subjek Penelitian.
B. Subjek
Penelitian
·
Narasumber (informan)
1.
Guru BK SMAN 2 SIDRAP
2.
Siswa dan siswi SMAN 2 SIDRAP
·
·
Tempat (lokasi) : Lingkungan SMAN 2
SIDRAP
·
Waktu penelitian : 29 Januari – 29
Maret 2018
C. Teknik
Pengumpulan data
1.
Pengamatan dengan berpartisipasi
(Participant Observation)
2.
Wawancara Mendalam (Indepth
Interview)
DAFTAR
PUSTAKA
Slots Review | LuckyClub.live
BalasHapusA review of the new Slots Casino site, including details on luckyclub.live slots from top providers. Read about the games, payment methods and Rating: 5 · Review by LuckyClub.live